Kualitas dan Penerapan Gaya Kepemimpinan, Gerbang Utama Pengelolaan Manpower Perusahaan
Manusia sebagai makhluk sosial terlahir dengan intuisi mengorganisasikan kehidupannya. Kepemimpinan menjadi salah satu cara untuk dapat mengatur tata nilai kehidupan manusia dalam kelompok sosial. Pada hakikatnya, Kepemimpinan adalah sifat-sifat tertentu yang melekat pada diri seseorang, seperti: kepribadian (personality), kemampuan (ability), kesanggupan (capability), dan rangkaian kegiatan (activity) individu yang tidak dapat dipisahkan dengan kedudukan atau perilaku individu itu sendiri. Kepemimpinan juga dianggap sebagai sebuah proses interaksi atau hubungan antara individu dengan kedudukan yang lebih tinggi (pemimpin), individu dalam kedudukan yang lebih rendah (pengikut), dan situasi interaksi yang terjadi. (Wahjosumidjo, 2005)
Akan tetapi, tak semua manusia memiliki kualitas kepemimpinan yang tepat bagi kebutuhan kelompok sosial dan profesionalnya. Sejak zaman prasejarah hingga era digital modern saat ini, upaya mencari cara terbaik untuk memilah, memilih, dan mengukur kualitas kepemimpinan seseorang menjadi sebuah topik yang tak lekang oleh waktu. Jika masyarakat purba memilih manusia yang paling kuat dan berani untuk mengalahkan hewan buas sebagai pimpinan koloni, tentu saja metode berbeda akan diterapkan oleh manusia modern untuk menentukan pimpinan di perusahaanya.
Di era digital saat ini, manusia modern mampu mengembangkan teknologi untuk menganalisa kualitas kepemimpinan individu dengan waktu yang relative cepat dan proses input data yang sederhana. Salah satunya adalah kemampuan teknologi Type Indicator Character (TIC) yang dikembangkan oleh platform assessment tools berbasis online, Cavlent. TIC Cavlent menawarkan cakupan analisa holistik, proses cepat, dan output mendekati realitas yang dapat dijadikan sebagai bahan pengamatan pelengkap bagi perusahaan dalam mengidentifikasi kualitas kepemimpinan hingga gaya kepemimpinan individu.
Output analisa Kualitas Kepemimpinan oleh Cavlent terangkum dalam Leadership Report berdasarkan pada 11 Pola Perilaku Kepemimpinan, 11 Sikap Kepemimpinan, dan Potensi Internal-Eksternal yang dimiliki individu ketika menjadi seorang pemimpin. Penyajian Leadership Report Cavlent digambarkan dalam rentang nilai dengan penjabaran singkat yang sangat mudah dipahami.
Pada dasarnya ada 11 pola perilaku yang dibutuhkan dalam diri seorang pemimpin, yang dapat diukur dalam report Cavlent. Di antaranya yaitu ketegasan dan tekad untuk mencapai tujuan bersama, kemampuan menerima metode di luar kebiasaan diri, kemampuan bergantung pada dirinya sendiri, perilaku realistis serta praktis terhadap target pencapain, dan lainnya. Dalam Leadership Report ini, Cavlent mampu mengukur pola perilaku mana saja dalam diri seorang pemimpin yang sudah baik, cukup baik, maupun yang perlu dikembangkan lebih jauh.
Menjadi seorang pemimpin artinya individu akan dihadapkan pada beragam stimulus internal maupun eksternal yang membutuhkan kecenderungan bertindak sebagai seorang pimpinan. Dalam psikologi komunikasi (2009; 2014), kecenderungan individu bertindak dikenal sebagai sikap yang kemudian direalisasikan dalam bentuk perilaku. Sudah banyak sekali penelitian yang memperlihatkan bahwa sikap kepemimpinan yang sesuai akan memiliki andil signifikan terhadap keberhasilan suatu kelompok, organisasi, maupun perusahaan.
Leadership Report Cavlent juga dapat mengukur sikap kepemimpinan mana saja yang sudah baik, cukup baik, dan masih dapat dikembangkan dalam diri individu. Karena pada dasarnya seorang pemimpin membutuhkan 11 Sikap Kepemimpinan ini, seperti sikap bertanggung jawab terhadap perilaku dirinya, hormat dalam memperlakukan orang lain, tekad berjuang untuk kesuksesan kelompok, kemampuan menetapkan standar kinerja disertai dengan evaluasi kritis, sikap ketika dihadapkan pada hambatan serta tantangan, dan lainnya.
Tak sebatas pada perilaku dan sikap kepemimpinan, TIC Cavlent juga dapat menganalisa Potensi Kepemimpinan individu dalam rentang penilaian yang terbagi menjadi Potensi Kepemimpinan Internal dan Potensi Kepemimpinan Eksternal.
Potensi Internal menggambarkan aspek-aspek yang dimiliki dalam diri seorang individu untuk mengembangkan diri pribadinya. Seperti rasa percaya diri untuk menjalankan tugas dan menghadapi tantangan yang ada, kemampuan menginspirasi diri untuk berkembang menjadi lebih baik, sudut pandang terhadap tantangan sebagai bahan pembelajaran dan peluang mengembangkan diri, kemampuan untuk berkembang dalam mengatasi masalah, kesulitan, dan tantangan baik secara fisik maupun mental, serta kemampuan berpikir kreatif untuk memunculkan ide-ide baru, membuat inovasi, maupun untuk memecahkan permasalahan baru yang belum pernah dialami sebelumnya.
Sedangkan Potensi Eksternal menggambarkan aspek-aspek yang dimiliki individu ketika berinteraksi dengan orang lain dalam konteks kepemimpinan.
Seperti, kemampuan berinteraksi lisan dan menyampaikan maksud serta tujuan secara jelas, kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, kemampuan memberikan dukungan, kepercayaan diri, dan harapan kepada tim untuk memunculkan potensi terbaik anggota tim, kemampuan memecahkan masalah dan menemukan jalan keluar kreatif, serta kemampuan memberikan wewenang dan tanggung jawab atas suatu tugas kepada orang lain tanpa harus terlalu terlibat jauh di dalamnya.
Kualitas kepemimpinan tidak hanya dilihat pada aspek Potensi Kepemimpinan Internal dan eksternal individu saja, karena efektivitas suatu kepemimpinan turut ditunjang oleh faktor kemampuan individu pemimpin memilih dan menerapkan Gaya Kepemimpinan yang sesuai dengan tingkat kesiapan, kemampuan, serta kemauan anggota tim yang dibawahinya untuk menerima kepemimpinan individu tersebut. (Chen & Silverthorne, 2005)
Lebih jauh, Leadership Report Cavlent mampu mendeskripsikan potensi Gaya Kepemimpinan dominan yang dimiliki individu. Gaya kepemimpinan memiliki peran signifikan sebagai kekuatan dinamik untuk mencapai tujuan kelompok atau perusahaan. Berikut adalah ragam Gaya kepemimpinan yang diukur dalam Leadership Report Cavlent:
- Kepemimpinan Otokratis : Pemimpin memegang semua kewenangan dan tanggung jawab atas perusahaan dan biasanya mengambil keputusan sendiri. Pemimpin otokratis memiliki ambisi kuat dan mengharapkan pelaksanaan yang cepat tanggap. Jarang ada / tidak ada sama sekali fleksibilitas, karena selsuruh kebijakan di bawah kepemimpinan otokratis berasal dari pemimpin tunggal.
- Kepemimpinan Demokratis : Pemimpin melibatkan kontribusi tim untuk setiap keputusan yang diambil. Tanggung jawab akhir tetap dipegang oleh pemimpin, hanya saja dalam prosesnya pemimpin banyak mendelegasikan wewenangnya kepada bawahan. Untuk menjalankan kepemimpinan ini dibutuhkan keberanian, kejujuran, kreativitas, keadilan, kecerdasan dan kompetensi dari individu pemimpin. Tipe kepemimpinan demokratis menawarkan komunikasi aktif antara atasan dan bawahan.
- Kepemimpinan Strategis : Pemimpin tipe ini biasanya dipilih untuk tujuan yang lebih luas agar bisa menciptakan kinerja yang baik untuk perusahaan. Fungsi pemimpin strategis adalah mengisi kesenjangan antara kebutuhan baru dan kebustuhan praktis dalam suatu perusahaan yang efektif dilakukan pada masa perubahan. Gaya kepemimpinan ini melibatkan pemikiran yang strategis yang kompleks.
- Kepemimpinan Delegatif : Dalam kepemimpinan ini, departemen atau bawahan diizinkan untuk bekerja sesuai pilihan mereka dengan sedikit atau tanpa campur tangan pimpinannya.
- Kepemimpinan Transaksional : Melibatkan proses pertukaran antara atasan dan bawahan yang berlandaskan pada manfaat atau keuntungan yang akan didapatkan manakala melaksanakan perintah pimpinan.
- Kepemimpinan Pembinaan : Tipe pemimpin pada jenis ini selalu berusaha membimbing timnya termasuk mengatur target yang harus dicapai dan apa saja yang harus dikembangkan. Pada intinya pemimpin senantiasa memberikan pembinaan dengan meningkatkan keterampilan tim, kemudian memotivasi timnya untuk mencapai tujuan perusahaan.
- Kepemimpinan Karismatik : Pemimpin karismatik adalah seseorang yang mampu memanifetasikan kekuatan revolusionernya dan mampu mempengaruhi sikap terhadap objek tertentu.
Memahami kualitas dan potensi individu karyawan menjadi kebutuhan penting perusahaan maupun organisasi, karena manusia berkualitas dan dengan penempatan tugas serta tanggung jawab yang tepat akan menjadi motor penggerak kesuksesan perusahaan. Cakupan luas analisa TIC Cavlent dapat dimanfaatkan perusahaan tidak terbatas hanya pada memetakan potensi individu sebagai calon pimpinan perusahaan saja. Lebih jauh perusahaan dapat memanfaatkan beragam output analisa Cavlent sebagai bahan informasi pelengkap untuk mengelola manpower dalam perusahaannya.
Selain Leadership Report yang merangkum kualitas kepemimpinan individu karyawan, Cavlent juga dapat mengupas potensi Employability individu yang dapat Kamu baca detailnya dalam Employability Report, memahami Gaya Bekerja individu baik untuk konteks pekerjaan berkelompok maupun individual dalam Report Gaya Bekerja, serta memahami potensi perilaku destruktif dalam diri karyawan yang perlu diwaspadai demi keamanan dan kelancaran manajemen perusahaan yang terangkum dalam Destructive Traits Report.
Keempat Reports tersebut menjadi salah satu keunggulan dan manfaat yang ditawarkan Cavlent untuk dapat membantu perusahaan memahami dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap entitas perusahaannya. Dengan satu kali input data, TIC Cavlent dapat menganalisa beragam kebutuhan perusahaan yang direalisasikan dalam bentuk Output komprehensif dan mendetail.
- Armando, N. M. (2009). Modul Psikologi Komunikasi. Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.
- Chen, J.-C., & Silverthorne, C. (2005). Leadership effectiveness, leadership style and employee readiness. Leadership & Organization Development Journal, 26(4), 280-288.
- Putri, P. K. (2014). Modul Psikologi Komunikasi. Semarang : Universitas Dian Nuswantoro.
- Wahjosumidjo. (2005). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.