CAVLENT, Online Personality Assessment Tools, yang Memetakan Pola Perilaku Manusia Modern
Kepribadian dan perilaku manusia selalu menjadi topik seru yang diangkat. Baik ke atas meja kopi kala bincang hangatmu dengan sahabat, atau pun ke atas meja rapat penggiat Human Resources dalam menentukan kandidat terbaik pimpinan divisi strategis.
Beragam metode diupayakan manusia untuk dapat membaca profil kepribadian dan perilaku individu yang mendekati realita kesehariannya.
Mulai dari lahirnya ramalan mitologi kuno, astrologi Zaman Mesopotamia, hingga pada pengukuran klasik pola perilaku manusia berdasarkan pandangan ilmiah.
Pada hakikatnya, pola pikir dan perilaku manusia akan bertransformasi bagai alur air yang mengisi wadah perkembangan kehidupan.
Semakin kompleks evolusi cara bekerja otak manusia, akan semakin kompleks pula caranya bersikap, berperilaku, berinteraksi, dan mengolah informasi dalam pola-pola tertentu.
Sebut saja, Thematic Apperception Test (TAT), Tes Psikologi Pauli dan Kraeplin, EPPS, Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) dan Enneagram Test, merupakan jajaran alat tes klasikal pengukuran kepribadian dan perilaku manusia yang cukup tenar di kalangan penggiat Psikologi.
Pada masanya, alat tes klasikal pengukuran kepribadian dan pola perilaku individu memang mampu mengupas banyak lapisan kecenderungan perilaku manusia.
Akan tetapi para ahli psikologi dunia (Pittenger, 19931; Gardner & Martinko, 19962; Boyle, 19953) memandang alat tes klasikal tidak lagi tajam membelah kepribadian dan perilaku manusia modern.
Para ahli menyoroti hadirnya identifikasi perubahan perilaku pada manusia di era modern yang muncul akibat perkembangan teknologi dan internet, yang tidak dapat ditangkap baik oleh alat tes klasik pengukuran perilaku manusia.
Manusia modern pascamilenium memiliki kebutuhan akan teknologi serta ketergantungan pada internet yang sangat kompleks dan dapat mempengaruhi pola pikir serta perilaku dalam kesehariannya.
Metode analisa Cavlent menangkap kedekatan pola perilaku manusia modern dengan memanfaatkan teknologi dan internet, yang menawarkan efisiensi, efektivitas, dan kecepatan dalam mempermudah cara hidup di era digital 4.0.
Sebagai platform assessment tools berbasis online, Cavlent hadir dengan alat tes yang disebut Type Indicator Character (TIC) berdasarkan pola perilaku individu modern yang dikembangkan, diriset, dan telah mendapatkan sertifikasi oleh Forum Pengembangan dan Riset Psikologi Modern, Wereldpsycho, Belanda, pada tahun 2010.
Online assessment tools Cavlent mengaplikasikan cakupan output holistik, dimana satu entry point data tes dapat menghasilkan beragam analisa berbasis pola perilaku sesuai kebutuhan pengguna yang disajikan dalam assessment report(s).
Kamu sebagai user, hanya perlu satu kali mengisi serangkaian pertanyaan umum ringan, tanpa ada penilaian salah atau benar, dengan estimasi waktu pengisian 15 hingga 30 menit.
Dengan satu waktu pengisian online assessment tools yang sangat singkat dan mudah, output TIC Cavlent dapat menguak banyak kemungkinan untuk mendekati profil individu manusia modern yang sebenarnya.
Ini menjadi salah satu strong point yang ditawarkan Cavlent dan berbeda bila dibandingkan dengan alat tes klasikal yang umumnya mengharuskan kamu untuk kembali melakukan serangkaian tes dengan kuesioner yang berbeda untuk memperoleh berbagai aspek analisa.
Cavlent meletakkan pijakannya pada Teori Psikologi Analitik atau Psikoanalisis Carl Jung, yang percaya bahwa pola perilaku individu dibentuk berdasarkan empat aspek utama sebagai payung item pola perilaku di bawahnya dalam Psikologi Perilaku.
Meskipun TIC mendasarkan pijakannya pada teori yang sama dengan alat tes berbasis psikologi perilaku lainnya, alat pengukuran pola perilaku individu Cavlent memiliki beberapa perbedaan yang kontras.
Pertama, Cavlent memandang pola perilaku manusia sebagai suatu gambaran kompleks dan mendetail dengan banyak elemen yang dapat disambungkan untuk melihat jutaan ragam pola perilaku yang saling berkaitan.
Kedua, Standpoint TIC Cavlent berada di luar bentuk dikotomi pola perilaku manusia yang umumnya merupakan sebuah sistem statis dengan pembatasan rigid yang seolah mengobjektifikasi dan mengglobalkan eksistensi individu.
Ketiga, alat tes TIC Cavlent menyajikan Psikometri Psikologi dalam bentuk rentang (range) untuk melepaskan diri dari sistem penilaian alat ukur kepribadian dan pola perilaku mainstream lainnya.
Keempat, jika teori awal Jung menggunakan 4 aspek dengan masing-masing 1 item parameter, Cavlent merentangkan dasar analisisnya berdasarkan teori Jung (sama-sama menggunakan 4 aspek yang sama) namun lebih mendetail dengan menilik 13 items pola perilaku manusia.
Dengan lebih banyak items yang digunakan, Cavlent mampu mendapatkan analisa dan menyusun banyak kemungkinan pola perilaku yang lebih mendekati profil individu sebenarnya.
Pembagian keempat Aspects dan items pada TIC Cavlent adalah:
- Social Aspect: terdiri dari 3 items perilaku interakasi sosial individu, dilihat berdasarkan zona kenyamanan berinteraksi, kebutuhan bersosialisasi, dan keterbukaan dalam pertemanan.
- Data Aspect: terdiri dari 3 items perilaku individu terhadap data dan informasi, dilihat berdasarkan sudut pandang terhadap informasi, kebutuhan intensitas data, dan pola dalam pengembangan dan pengolahan data.
- Decision System Aspect: terdiri dari 3 items perilaku individu dalam pembuatan keputusan, dilihat berdasarkan prinsip yang digunakan dalam pengambilan keputusan, dasar pengambilan keputusan, dan pola dalam pengambilan keputusan akhir.
- Lifestyle Aspect: terdiri dari 4 items perilaku individu dalam kesehariannya, dilihat berdasarkan pola dalam pelaksanaan tugas, kegigihan dalam berjuang (semangat juang), keteguhan dalam prinsip hidup yang dipegang, dan tuntutan atas kesempurnaan.
Kelima, Cavlent mampu mengenali pola perilaku manusia modern sesuai kondisi saat ini dengan tingkat eksposure tinggi pada perkembangan teknologi dan internet dalam keseharian individu.
Misalnya, output assessment Kamu pada aspek Perilaku dalam Interaksi Sosial memperlihatkan Range zona nyamanmu dominan berada di dalam ruangan yang tenang, dengan sekat privasi.
Akan tetapi, kebutuhan sosialmu sangat dominan pada range sosial yang mengindikasikan bahwa Kamu suka berinteraksi, menikmati aktivitas grup, dan akan merasa hampa tanpa kehadiran orang lain.
Ditambah lagi, Kamu adalah orang yang terbuka secara inklusif dimana Kamu tidak memiliki kriteria tertentu dalam bersosialisasi dan cenderung mudah berteman dengan siapa saja.
Lantas, bagaimana mungkin seorang yang inklusif dan memiliki kebutuhan sosial yang tinggi lebih nyaman berada di dalam ruangan yang tenang dengan sekat privasi?
Dari hasil penjabaran Analisa Cavlent, besar kemungkinan Kamu dalam contoh di atas, adalah seorang yang suka bersosialisasi dan mudah berbaur dengan orang lain. Namun memilih melakukan interaksi sosial dalam zona nyamanmu di dalam ruangan dengan sekat privasi.
Hal ini sangat mungkin dilakoni dalam era digital 4.0, dimana sekat interaksi sosial telah tersamarkan dan jarak-jarak fisik dapat dihapuskan dengan keberadaan teknologi internet serta sosial media yang memfasilitasi interaksi sosial virtual.
Dalam kasus di atas, kemungkinan Kamu adalah seorang yang aktif dalam interaksi sosial maya yang melibatkan sosial media dan merasa jauh lebih nyaman melakoni peran sosial virtualmu dalam ruangan dengan sekat privasi.
Pola perilaku sebagaimana dicontohkan di atas dapat menangkap aspek teknologi yang erat dengan keseharian individu modern, yang mana belum muncul saat alat tes klasikal pengukuran pola perilaku manusia lainnya dirumuskan dan diciptakan.
Bersinergi dengan Equity Indonesia sebagai Perwakilan dari Wereldpsycho Belanda, alat tes TIC Cavlent memiliki kategori akurasi tinggi berbanding dengan standar validitas psikologi. Hal ini membuat TIC dapat menjadi salah satu jalan keluar efektif memetakan perilaku manusia modern.
Rentang pengukuran yang luas, simpel, analisa yang detail dan akurasi yang tinggi dalam memetakan pola perilaku serta kepribadian individu melatarbelakangi strong points yang ditawarkan Cavlent kepada penggunanya.
- Pittenger, D. J. (1993). Measuring the MBTI...And Coming Up Short. Journal of Career Planning and Employment, 54(1), 48–52.
- Gardner, W. L., & Martinko, M. J. (1996). Using the Myers-Briggs Type Indicator to Study Managers: A Literature Review and Research Agenda. Journal of Management, 22(1), 45–83. doi:https://doi.org/10.1177/014920639602200103
- Boyle, G. J. (1995). Myers‐Briggs Type Indicator (MBTI): Some Psychometric Limitations. Australian Psychological Society, 30(1), 71-74. doi:https://doi.org/10.1111/j.1742-9544.1995.tb01750.x